Tuesday, March 28, 2017

Sejarah Singkat Buku Pop-Up


Pada abad ke-13, seorang biarawan Inggris, Matthew Paris, merancang sebuah perangkat kertas bergerak yang dapat diputar, volvelle, untuk bukunya yang berjudul Chronica Majorca (1236-1253). Volvelle digunakan untuk kalender keagamaan, seperti perhitungan matematis, kakulasi astronomi, alat bantu navigasi, bahkan sarana untuk meramal. Volvelle juga digunakan untuk menghitung tanggal libur umat Kristen untuk tahun-tahun yang akan datang.


Pada 1543, Andreas Vesalius menerbitkan buku De corporis humani fabrica libri septem, yang berisi tentang anatomi tubuh manusia. Ilustrasi-ilustrasi otot, tulang, dan jeroan digambar dengan teknik cukil. Menariknya adalah, Andreas Vesalius menggunakan inovasi teknik lift-the-flap (buka-tutup) dalam buku kerennya itu. Ketika kertas bergambar yang merupakan bagian penutup itu diangkat, gambar di bagian bawahnya akan terlihat. Dengan demikian, bagian dalam tubuh menjadi semakin jelas. Untuk pertama kalinya, pembaca bisa memiliki pengalaman yang asyik untuk menyelidiki bagian dalam tubuh manusia.


Sebelum abad ke-18, di Eropa Barat tidak ada buku yang ditulis secara khusus untuk anak-anak. Anak-anak dianggap amoral dan liar. Baru pada paruh kedua abad ke-18, anak-anak mulai dianggap sebagai makhluk rasional dan buku-buku untuk anak pun mulai diproduksi. Salah satu penerbit yang menjual buku khusus untuk anak-anak saat itu adalah Penerbit John Newberry.

Pada 1765, penerbit Robert Sayer memproduksi seri movable book pertama untuk anak-anak. Buku-buku itu bentuknya sederhana, dengan teknik kertas lift-the-flap (buka-tutup) di tiap halamannya, sama seperti buku anatominya Andreas Vesalius di atas. Popularitas buku-buku mereka tumbuh dengan cepat.


Setelah itu, kesadaran masyarakat untuk menyebarkan buku-buku bacaan kepada anak-anak semakin meningkat. Revolusi Industri telah berada di puncaknya. Masyarakat dari beragam kalangan membelanjakan uang mereka untuk sesuatu yang dianggap mewah, salah satunya adalah membeli movable book atau buku-bergerak atau buku-yang-dapat-digerakkan.

Pada 1810, penerbit S & J Fuller asal Inggris menerbitkan buku The History of Little Fanny, buku kertas-boneka pertama di dunia. Boneka dalam buku itu memiliki pakaian kertas yang bisa dipasang-copot sekehendak hati. Sama seperti mainan orang-orangan dari kertas yang sangat booming di Indonesia pada era 90-an.


Pada 1820-an, pelukis potret miniatur William Grimaldi membuat buku sejenis buka-tutup atau lift-the-flap. Dia membuat sketsa benda-benda dari meja rias putrinya sebagai representasi dari nilai kebaikan tertentu. Gambar benda-benda itu sebagai penutup (flap), yang ketika diangkat, akan memperlihatkan tulisan yang menggambarkan nilai kebaikan tersebut. Setahun kemudian, pada 1821, anaknya yang bernama Stacy menerbitkan buku pertamanya yang berjudul The Toilet. Buku itu sukses di pasaran dan menginspirasi penerbit-penerbit lain untuk menerbitkan buku-buku yang serupa.


Pada 1850-an, movable book mulai diproduksi dalam skala besar. Penerbit Dean & Sons diklaim sebagai penerbit pertama yang melakukannya. Mereka memperkerjakan beberapa seniman untuk membuat movable book jenis baru. Hal tersebut melahirkan beragam teknik baru dan keren, seperti penggunaan pita sebagai penopang untuk memegang gambar di halaman, dan membuat adegan di dalam buku itu menjadi lebih hidup.

Setelah itu, banyak bermunculan penerbit yang memproduksi movable book.

Pada akhir abad ke-19, movable book dicetak dalam jumlah yang jauh lebih besar dari sebelum-sebelumnya. Pada zaman Victoria, radio, televisi, dan playstasion belum ada, jadi buku-buku dengan kemasan yang unik seperti movable book menjadi sebuah hiburan yang bisa dinikmati seluruh keluarga. Zaman itu sering disebut sebagai Zaman Keemasan bagi Movable Books.

Pada zaman keemasan movable book itulah hidup seorang “paper engineer” yang dianggap genius. Dia adalah Lothar Meggendorfer (1847-1925), berasal dari Munich, Jerman. Buku-bukunya telah menyenangkan anak-anak di seluruh dunia. Dia mampu membuat sebuah buku yang hanya dengan satu tarikan saja bisa membuat gambar-gambar di dalamnya melakukan beberapa gerakan.




Perang Dunia I menghancurkan pusat-pusat alat produksi untuk percetakan dan manufaktur mainan di Jerman. Hal tersebut menyulitkan mereka untuk mengumpulkan tenaga kerja yang diperlukan untuk memproduksi movable book. Produksi kertas dan permintaan pun menurun.

Sepanjang krisis produksi selama Perang Dunia itu, salah satu orang cerdas meniupkan napas baru ke dalam penerbitan buku mekanis. Dialah Stephan Louis Giraud (1879-1950), berasal dari Inggris, yang telah mematenkan struktur variasi kertas yang dia sebut sebagai “stand-up life-like”, “living models”, dan “pictures that spring to life”. Sejak 1929 sampai 1949, Giraud menerbitkan buku yang menampilkan sebuah struktur tiga dimensi yang bisa berdiri tegak di dalam halaman ketika buku itu dibuka. Itulah buku yang dianggap sebagai buku pop-up pertama di dunia.





Penerbit dan seniman Amerika pun menyusul Inggris dalam jumlah produksi yang lebih besar dalam menggunakan struktur dan perangkat yang bisa digerakkan ke dalam buku-buku, iklan, dan kartu ucapan.

Pada 1932, sebuah perusahaan asal New York, Blue Ribbon Press, mengikuti apa yang telah Giraud lakukan. Mereka menghasilkan serangkaian buku pop-up dari dongeng-dongeng klasik dan karakter kartun seperti Popeye, Dick Tracy, dan Little Orphan Annie. Adalah Penerbit Blue Ribbon yang menciptakan istilah “pop-up” yang kita kenal sampai sekarang.

Sekian.


*Artikel ini diterjemahkan secara bebas oleh saya sendiri dari ketiga sumber di bawah ini:

1. http://www.popuplady.com/about01-history.shtml
2. https://www.library.unt.edu/rarebooks/exhibits/popup2/
3. https://blog.bookstellyouwhy.com/a-brief-history-of-the-pop-up-book

Artikel terdahulu

Search This Blog

Arsip Blog

Powered by Blogger.

Saya adalah seorang editor buku anak di Noura Publishing. Saya telah membidani beberapa seri buku anak, seperti Seri Sepatu Dahlan (picture book), Spooky Stories (chapter book), Holidaylicious (chapter book), Duet Series (chapter book), Seri Anak Hebat (board book), dan Bacaan Anak Muslim (buku anak Islami).